Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi

Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi 
1. Evolusi Pembukaan Pencatatan Berpasangan
a. Sejarah Awal Akutansi 
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu dari lahirnya sistem pencatatan berpasangaN yang telah menghasilkan berbagai skenario. Ke banyakan skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan pencatatan disebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi.

Littleton membuat daftar tujuh prasarat bagi luncurnya pembukaan yang sistematis :
Seni penulisan (the art of writing), karena pembukuan pada intinya adalah sebuah catatan; aritmetika (arithmetic), karena aspek mekanik dari pembukuan mengandung adanya serangkaian perhitungan sedehana; milik pribadi (private property), karena pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda dan hak miliknya; uang (maney) yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak akan ada dorongan untuk membuat catatan apa ada tempat saat itu juga, perdangangan (commerce), karena sebua penjualan lokal saja tidak akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk merangsang manusia mengkoordinasikan berbagai pemikiran kedalam suatu sistim; modal (capital), karena tanpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian kredit menjadi sesuatu yang tidak mungkin bisa dibayangkan.

Masing-masing kebudayaan kuno yang disebutkan diatas telah mencakup prasarat-prasarat tersebut, sekaligus menjelaskan mengapa telah terdapat semacam pembukuan dedalamnya. Jika kita ingin melacak ilmu yang penting ini (akuntansi) kembali keasal usulnya, kita secara alamiah akan menganggap pertemuan pertanyaan akan berasal para pedagang yang pertama; dan tidak seorangpun yang layak mengklaim hal itu tersebut pada masa itu selain orang-orang arab. Menunjukkan kejayaanya di dunia, perdamaian, memperoleh pemikiran melakukan perdagan tersebut melalui internasional dengan bangsa tersebut; dan sebagai konsekwensinya, dari merekalah orang-orang mesir harus melakukan suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara perdagangan yang umum, dikomunikasikan seluruh kota-kota ditimur tengah. Bisnis perdagangan, yang utuk setiap kota-kota perdagangan di eropa di hubungakan oleh orang-orang lombardia, ikut pula memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan pencatatan berpasangan ; yang kini dikenal dengan sebutan pembukaan italia. 

Pembukaan italia ini berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan dari republik italia dan mpenggunaan metode pembukaan pencatatan berpasangan ke abad 14. buku pencatatan berpasangan yang pertama kali di kenal adalah pembukaan masyari dari genua, yang bertanggal sejak tahun 1340 . 
Kontribusi luca pacioli 

Nama luca pacioli, seorang pastur dari ordo pranciscus, pada umumnya di asosialisasikan dengan pengenalan pembukaan pencetaan berpasangan untuk pertama kalinnya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de arithmatice geometria, proportioni et proportionalita yang didalamnya terdapat dua buah bad-de dikomputis et scripturis yang menjelaskan pembukaan pencatatan berpasangan. Ia menyatakan bahwa tujuan pembukaan adalah untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan hutang-hutangnya. Debit (adebeo) dan kredit (credite) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan berpasangan. Ia berkata, “seluruh pencatatan haarus berpasangan. 

Yaitu, jika anda membuat seorang kreditor, maka anda harus membuat seorang rebitor”. Tiga buku digunakan disini.:sebuah memorandum, sebuah jurnal, dan sebuah buku besar. Pada waktu yang bersamaan, mengingat umur yang pendek dari perusaha-perusahaan bisnis, Pacioli menyerahkan perhitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku. 

Dibawah ini adalah saran yang diberikan : 
Merupakan suatu hal yang beik untuk menutup buku setiap tahun, terutama jika anda memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Sringnya melakukan pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan. 

Perkembangan Pembukaan Pencatatan Berpasangan 

Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
1. sekitar aba ke-16 terjadi beberapa perubahan bilangan teknik-teknik pembukaan. Perubahan yang catat adalah diperkenankan jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
2. Pada abad-16 dan 17 terjadi revolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Sebagai tambahan lagi, di abad ke 17 dan abad 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
3. Menerapkan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain. 
4. Abad ke 17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaanya berpisah untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan east india company di abad ke-17 dan selanjutnya di ikuti dengan perkembangan tadi, seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, perioditas, dan akrual.
6 Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
7 Sampai Dengan Awal Abad Ke-19, Depresiasi Untuk Aktiva Tetap Hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
8 Kuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
9 Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan darri laba periodik.
10 Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11 Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba persaham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi sewa jangka panjang dan pensiun, sampai pada masalah peting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering). 

2. Perkembangan Prinsip-Prinsip Akuntansi Di Amerika Serikat 
a. Tahap Kontribusi Manajemen (1900-1933) 
Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang di mainkan oleh perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1990. pemain utama pada masa itu adalah asosiasi akuntan profesional, American institute of accountans (AIA). 

Posisi dari AIA atas permintaan dari komisi dagang federal (fedeal trade comission-FTC) 
Adalah bahwa “tidak ada biaya panjualan, beban bunga atau beban administrasi di dalam biaya overhead pabrik”. Penentang atas posisi dari institute ini menghadapi pernyataan di dalam laporan yang mengatakan “di perhhitungkannya bunga di dalam biaya produksi adalah teori yang tidak berdasar dan salah, dan dapat dikatakan mustahil (absurd) di dalam praktiknya”. Pihak yang menentangnya pun mengalami kekalahan. Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah meningkatnya dampak dari teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun undang-undang pendapatan tahun 1913 telah memberikan dasar kalkulasi laba kena pajak dengan dasar penerimaan dan peneluaran kas, undang-undang tahun 1918 adalah yang pertama mengakui peranan dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak.

b. Tahap Kontribusi Institusi (1933-1959)
1. Pada tahun 1934, kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk undang-undang sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar antar negara bagian dan undang-undang sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
2. Setelah publikasi yang dilakukan oleh ripley di dalam satu artikel yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan, Geoge O. May, kebangsaan Inggris, mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika (American Institute of Certified Public Accountant-AICPA) memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek. Sebagai akibatnya, komite khusus dari AICPA melalui kerja sama dengan Bursa Efek menyarankan solusi umum berikut ini:

Alternatif yang lebih praktikal adalah memberikan setiap perusahaan untuk bebas memilih metode-metode akuntansinya sendiri di dalam batasan yang sangat luas. Namun mengharuskan adanya pengungkapan dari metode yang dipergunakan dan konsistensi pangaplikasiannya dari tahun ke tahun. Sebagai tambahan, komite mengusulkan percobaan resminya yang pertama untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang berlaku umum. Dikenal sebagai “prinsip-prinsip umum” (board principles).

3. Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang menantang profesi akuntan untuk memberikan “dukungan subtansial dari yang berwenang” dari prinsip-prinsip yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association) dan para anggotanya yang baru saja dibentuk, Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee Accounting Procedure-CAP) untuk mengumumkan keputusannya.

c. Tahap Politisasi (1973-Sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi profesional maupun manajemen di dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan standarnya sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi prilaku berekonomi dan sebagai konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat di dalam arena politik. 

Sejak awal, FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif dan quasi politik dalam formulasi dari prinsip-prinsip akuntansi. Hal yang oleh FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama, dengan adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis atau kesepakatan dalam akuntansi, dan kedua, dengan lahirnya berbagai kelompok yang berkepentingan, yang kontribusinya diperlukan bagi penerimaan “umum” atas standar baru. Oleh sebab itu, proses penetapan standar memiliki aspek politisi di dalamnya.

Proses dari penetapan standar dapat digambarkan sebagai demokratis karena, seperti semua badan pembuat peraturan, hak Dewan untuk membuat peraturan pada akhirnya akan sangat bergantung kepada persetujuan dari pihak yang diatur. Tetapi karena penetapan standar membutuhkan beberapa perspektif, maka tidaklah tepat jika suatu standar ditetapkan dengan hanya didasarkan pada penggambaran dari para pemilihnya. Hal yang serupa pula, proses tersebut dapat diuraikan sebagai legislatif karena penetapan standar harus dimusyawarahkan dan karena seluruh pandangan harus didengarkan.

Tetapi para penyusun standar diharapkan untuk dapat mewakili seluruh pemilih sebagai satu kesatuan dan tidak enjadi perwakilan dari sekelomppok pemilih tertentu. Proses ini dapat diuraikan sebagai bersifat politis kaarena terdapat satu usaha pembelajaran yang terkait dengan usaha untuk mendapatkan penerimaan sstu standar

3. Akuntansi Dan Kapitalisme
Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adana klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital didalam perkembangan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan argumentasi sebagai berikut:

“organisasi modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak akan mungkin terjadi tanpa adana faktor penting di dalam perkembangannya : pemisahan bisnis dari rumah tangga dan berkaitan erat dengannya, pembukuan yang rasional”.

Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme in selajutnya di kenal sebagai tesis atau Argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa transfortasi aktiva mejadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkianan untuk seorang wirausahawan yang kapitalis untuk seorang wirausahawan yang kapitalisme untuk merencanakan, melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan berikut umumnyamuncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan berpasangan dalam ekspansi ekonomi.
1. Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya sikap baru atas kehidupan ekonomi
2. Semangat baru melakukan akuisisi ini di dukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3. Pembukuan pencatatan berpasangan mengisinkan adanya organisasi yang sistematis.
4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham gabungan.

Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke 16 sampai dengan abad-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan berpasangan untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya menggunakannya untuk mencatat suatu transaksi. Ia mengatakan :

“Sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberiankerangka kerja dimana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya dapat di atur, dikelompokkan, dan dikelompokkan ulang kembali. Sistem tidak dengan sendirinya menentukan rentang dari data yang harus dimasukkan kedalam satu aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam perguruan internal dan perguruan ulang data:.

4. Relevansi Sejarah Akuntansi
Sejarah akuntasi penting bagi pedagogi, kebjakan, dan praktek akuntansi. Sejarah memungkinkan kita untuk dapat “lebih baik memahami masa kini dan meramalkan atau mengendalikan masa depan kita:’

Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntasi dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu pemikiran yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan dibawah ini :

Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada traadisi ang dikembangkan selama berabad-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang mereka miliki. Kedua, adanya inpor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting mungkin saja akan hilang, terpragmentasikan, atau dipelajari secara tidak sempurna didalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah di dukumentasikan dan digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memilliki keahlian sejarah. Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis dan interprestasi dari sejarah perkembangan pemmikiran dan praktik akuntansi, para emperis saat ini akan beresiko berdasarkan investigasi yang mereka lakukan pada kalim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar.

Berkaitan dengan praktek akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktek-praktek yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode yang pernah digunakan dimasa lalu.

5. Isu-Isu Akuntansi Internasional
i. Definisi Akuntansi Internasional
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adala yang paling luas ruang lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterma secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.

Di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi internasional di anggap sebagai sebuah sistem universal yang dapat diterapkan disemua negara. Sebuah seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang beralaku umum (generally accepted accounting principles-GAAP) yang diterima diseluruh dunia, seperti yang berlaku di amerika serikat, akan dibentuk, praktik dan prinsip yang dikembangkan akan dapat diberlakukan diseluruh negara. Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi dari suatu sistem internasional.

Konsep dari akuntansi konpratif atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam akuntasi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan.
1. Kesadaran akan adanya keragaman internasional didalam akuntansi perusahaan
2. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing negara.
3. Kemapuan untuk menilai dammpak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan 

Munculnya paradigma baru didalam akuntansi internasional memperluas kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi internasional. Sebagai akibatnya, konsep-konsep dan teori-teori akuntasni yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Teori universal atau dunia
2. Teori multinasional
3. Teori konparatif
4. Teori transaksi-transaksi internasional 
5. Teori transalasi

Masing-masing teori-teori di atas memberikan dasar atas pengembangan dari sebuah kerangka kerja konseptual untuk akuntansi internasional. Miskipin akan terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang akan lebih disukai

ii. Harmonisasi Standar Akuntansi 
Arti haarmoni standar akuntansi 
Istilah harmoni standar akuntansi sebagai kebaikan dari standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan dari pada standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapakan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komonikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.

Definisi dari harmonisasi tesebut dianggap lebih realistis dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk diterima dari pada standardisasi. Setiap negara asal memiliki kumpulan aturan, filosofi, dan sasarannya masing-masing di tingkat nasional, yang ditujukan pada perlindungan atau pengendalian dari sumber-sumber daya nasional.

Manfaat dari harmonisasi
Terdapat bermacam-macam keuntungan dai harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan akan mengurangi b iaya penyiapan untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standart akuntansi yang berlaku secara internasional. Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatkan saling ketergantungan dari negara-negara didalam kaitannya dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standart akuntansi dan audityang berlaku secara internasional. Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperoleh modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kumpulan Artikel News Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger